Minggu, 09 November 2014

Contoh Kasus


CONTOH KASUS
http://images.detik.com/customthumb/2014/10/23/10/143009_laporandariarabsaudi.jpg?w=460

Madinah, - Empat kali menjadi tenaga musiman petugas haji akhirnya mengantar Nasrullah Jasam menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah. Meski punya segudang pengalaman, Nasrullah bersama petugas haji di Madinah tetap harus kerja keras menghadapi banyak persoalan.
"Pokoknya satu kelar, satu ada lagi. Di Haji itu harus kerja bukannya mikir. Semenjak haji nggak sempat bikin buku," kata Nasrullah sembari tertawa, saat berbincang santai dengan detikcom di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Kamis (23/10/2014).
Nasrullah yang lahir di Jakarta pada 10 Juni 1975 silam ini dipercaya menjadi Kadaker Madinah untuk musim haji 2014 ini. Asisten Direktur Program Pascasarjana Program Magister STAINU Jakarta yang juga dosen di STAINU dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pun berbagi suka dan duka memimpin petugas haji daerah kerja Madinah yang bertugas sekitar 73 hari di Kota Nabi.
"Kalau suka ya pertama ada kepuasan batin melayani jamaah. Kalau orang terlayani dengan baik kita puas. Kedua memang harus dipahami jadi petugas itu dipahami betul kalau tidak kita merasa terbebani," kata Nasrullah yang menyelesaikan S1 di Mesir, kemudian menuntaskan S2 dan S3 di Maroko ini.
Sekretaris merangkap anggota Komisi Fata MUI‎ Jakarta ini mencoba memahami nilai-nilai dalam haji dan menjadikannya sebagai semangat untuk melayani jamaah haji. Baginya setiap ibadah ada nilainya, seperti haji harus didalami sebagai upaya mengharap ridho ilahi.
"Ketika menjadi petugas haji harus egaliter, jadi buang gelar akademik, status sosial, kita harus menempatkan diri kita sama dengan petugas lain dan jamaah," kata Kadaker yang selalu bergaya santai namun tegas ini.
Nasrullah yang aktif menulis buku, terjemahan, dan karya tulis di berbagai media ini lantas mengisahkan bagian paling berat dalam tugasnya,
 "Kalau dukanya kadang-kadang kita berhadapan dengan orang yang sulit kita buat paham‎. Itu pengalaman baik buat kita. Bahwa haji itu miniatur akherat, kita sangat mudah melihat karakter orang pada saat haji. Karena fasilitas minim antre banyak orang, cuaca panas, dan di situ orang kalau tidak menikmati akan tersiksa. Semuanya harus disingkirkan. Harus egaliter harus sama dengan yang lain," bebernya.
Salah satu persoalan yang cukup berat adalah penempatan jamaah haji gelombang pertama di luar markaziyah oleh majmuah wanprestasi. Namun, bagi Nasrullah setiap masalah selalu ada hikmahnya.
"Pertama kalau kita lihat dari hikmah tentunya kita bisa membuat pola baru dalam penyewaan pemondokan di Madinah. Kalau kita bertahan dengan sistem ini, akan ada perluasan markaziah dan banyak hotel dirobohkan dan banyak kompetitor di negara lain. Ini kan berarti kita harus mengambil langkah-langkah strategis misalnya pola penyewaan harus meningkatkan layanan apa sewa musim atau blocking hotel," ungkapnya.
Persoalan penyelenggaraan haji tahun ini semakin kompleks karena bertepatan dengan haji akbar. Lalu apa hal paling berkesan selama pertama kali jadi Kadaker Madinah dengan persoalan yang begitu kompleks?
"Pertama semua pengalaman di haji itu saya kira menarik. Kita dihadapkan masalah dan kita dituntut menyelesaikan. Hampir setiap Kasie punya masalah lain-lain. kita harus siap kapanpun dan di manapun. Masalah itu harus kita hadapi dan 24 selalu siaga, kadang tidur di kantor ya tidak masalah, enak-enak saja,"pungkasnya sembari tersenyum.

tanggapan :
          Dari cerita diatas terlihat bagaimana seorang pekerja yang sangat tekun dan bertanggung  jawab penuh pada pekerjaannya. Dan dengan motivasi yang ia miliki juga menghasilkan kenaikan jabatan yang ia terima.
          Sesuai dengan toeri motivasi dalam memenuhi kebutuhannya seseorang akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya, untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada tindakannya. Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya.
          Kesabaran dan ketekunan yang terus diperlihatkan oleh subjek diatas menghasilkan suatu peningkatan dan juga keberhasilan dalam mencapai keinginan nya

PERTEMUAN II


      I.            PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN

a.     Definisi Pengorganisasian
Kegiatan dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan maupun pengelompokan kegiatan-kegiatan beserta orang-orangnya yang sesuai dengan kegiatannya disertai adanya pendelegasian wewenang.
b.    Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :
a.Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
b.Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.


   II.            ACTUATING DALAM MANAJEMEN
a.     Definisi Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling ( nasehat).
b.    Pentingnya Actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

c.      Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
     Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:

a.       Prinsip mengarah pada tujuan
     Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan
     Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
    Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Prinsip kesatuan komando
       Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

III.            MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN

a.     Definisi Controling
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b.    Kontrol Sebagai Proses Manajemen
1.   Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

2.   Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan

3.     Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.

c.      Tipe-tipe Controling
1.     Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
2.     Concurrent Control merupakan proses dalam aspekt tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3.     Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah


IV.            MOTIVASI
a.     Definisi Motivasi
Berbagai usaha yang dilakukan oleh manusia tentunya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, namun agar keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi tidaklah mudah didapatkan apabila tanpa usaha yang maksimal. Mengingat kebutuhan orang yang satu dengan yang lain berbeda-beda tentunya cara untuk memperolehnya akan berbeda pula. Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang akan berperilaku sesuai dengan dorongan yang dimiliki dan apa yang mendasari perilakunya, untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada tindakannya. Teori motivasi merupakan konsep yang bersifat memberikan penjelasan tentang kebutuhan dan keinginan seseorang serta menunjukkan arah tindakannya. Motivasi seseorang berasal dari interen dan eksteren. Herpen et al. (2002); hasil penelitiannya mengatakan bahwa motivasi seseorang berupa intrinsik dan ekstrinsik Sedangkan Gacther and falk (2000), Kinman and Russel (2001); Motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuatu yang sama-sama mempengaruhi tugas seseorang. Kombinasi insentive intrinsik dan ekstrinsik merupakan kesepakatan yang ditetapkan dan berhubungan dengan psikologi seseorang.

b.    Teori-teori Motivasi
Berbagai teori motivasi yang ada salah satunya adalah Porter Lawler Model. Persoalan antara kepuasan kerja dan kinerja muncul sejak adanya gerakan hubungan antar manusia. Sebenarnya dalam teori muatan tersirat adanya bahwa kepuasan mengarah kepada kinerja dan tidak kepuasan menurunkan kinerja. Porter Lawler menyatakan bahwa proses kognitif dalam persepssi memainkan suatu peran sentral bahwa hubungan antara kepuasan dan kinerja berhubngan secara langsung dengan suatu model motivasi.
Menurut Mondy and Noe (1996:358); Direct financial compensation consist of the pay that a person receives in the form of wages salaries, bonuses and commissions. Indirect financial compensation (benefits) includes all financial rewards that are not included direct compensation.
Kompensasi non keuangan terdiri dari kepuasan yang diterima oleh seseorang
dari tugas atau dari psikologi dan atau lingkungan phisik dimana seseorang bekerja. Pada saat-saat tertentu seseorang dalam menerima kompensasi akan mengukur penerimaannya dengan bentuk nonfinancial atau financial hal ini tergantung pada tingkat kebutuhan yang dimilikinya.
Werther and Davis (1996:381); Manajemen kompensasi berusaha keras  membuat keadilan luar dan dalam. Internal menghendaki keadilan nilai pembayaran relatif sama dengan tugas yang diterima sedangkan eksternal adalah pembayaran pekerja sebanding dengan pembayaran oleh perusahaan lain dipasaran tenaga kerja. Jadi kompensasi berusaha untuk memberikan kewajaran terhadap pembayaranpembayaran yang diterima oleh pekerja baik dilihat dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Tjosvold et al. (2003); Reward and task system are potentially very critical for inducing cooperative conflict.



c.      Definisi Motivasi Kerja
Menjelaskan tentang kegiatan seseorang yang ingin mencapai tujuan dan cita-cita nya. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi dapat diartikan memiliki tujuan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkan dengan sebuah pekerjaan yang digeluti
Berbeda dengan  motivasi yang berkembang yang sering disebut dengan motivasi semangat seperti “saya ingin sekolah tinggi”, maka pernyataan tersebut menginginkan dia memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi dan bersungguh-sungguh.
 Di dalam motivasi kerja,intensitas berhubungan dengan seberapa kerja keraskah seseorang berusaha. Tapi, intensitas tingg tidak menghasilkan prestasi kerja yang sangat memuaskan, terkecuali intensitas itu sendiri dikaitkan dengan arah yang menguntungkan.



  V.            KEPUASAN KERJA

Definisi, Aspek-aspek, Faktor Penentu Kepuasan Kerja

Pada dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Khususnya di Perusahaan manufaktur kepuasan kerja sangat didambakan oleh semua pihak, karena dalam perusahaan manufaktur kegiatan dimulai dari pengadaan bahan baku sampai menjadi barang jadi penuh dengan tantangan baik secara psikologi maupun jasmani. Kepuasan kerja itu sendiri sebenarnya mempunyai makna apa bagi seorang pekerja ?, ada dua kata yaitu kepuasan dan kerja. Kepuasan adalah sesuatu perasaan yang dialami oleh seseorang, dimana apa yang diharapkan telah terpenuhi atau bahkan apa yang diterima melebihi apa yang diharapkan, sedangkan kerja merupakan usaha seseoranguntuk mencapai tujuan dengan memperoleh pendapatan atau kompensasi dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya.
Dole and Schroeder (2001); Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa (1999)dan Locke (1983); Kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Nasarudin (2001); Igalens and Roussel (1999); Job satisfaction may be as a pleasurable ar positive emotional state resulting from the appraisal of one’s job or job experiences. Dalam pernyataan tersebut mengandung makna bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi yang positif atau dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaan terhadap pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerja seseorang.
Ward and Sloane (1999); elemen of job satisfaction : (1) relationship with colleagues; (2) relationship with head of department;(3) ability and efficiency of head of department; (4) hours of work; (5) opportunity to use initiative; (6) Promotion prospects; (7) salary; (8); job security; (9) actual work undertaken; (10) overall job satisfaction. Penelitian Linz (2002); mengatakan bahwa secra positif sikap terhadap kerja ada hubungan positif dengan kepuasan kerja.
Pada dasarnya makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan kerja, untuk itu berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus agar pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada umumnya seseorang merasa puas
dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh penilaiaan yang adil dari pimpinannya.


SUMBER :